WATIKAH IKHLAS UNTUK BANGSA

       Anak kecil itu tidak betah lagi

untuk bermain api yang makin menyala

dari sumbu kekhilafan yang dimarakkan

jelaga yang mengaburkan kebenaran silam

betapa bangsa ini kabur untuk ditafsirkan

akan pendirian yang tersimpang keberanian

menjunjung mengkhabarkan lembar leluhur

dilayukan oleh sejarah yang akhirnya akan

meninggalkan kita di persemadian yang nyata.

       Bukan detiknya untuk menagih jawapan

hakikat tentang siapakah pemilik tanah ini

air mata itu menginsafi sekujur prasangka

makin menebal dan mengkaratkan jiwa

meski lidah dan telinga yang setia

masih mendengar retorik bicara yang sama.

Telah lama kita menghimpun lara

telah keruh batin resah di sumur sejarah

bagaikan keris yang tersisip di dinding tua

tidak dilangir oleh bara dan semangat iktibar

di gelanggang yang diujakan hujah dan debar

pendekar bangsa masih kejur bungkam tersandar.

Mungkinkah anak kecil itu akan bertanya nanti

tentang makna penyatuan bangsa dan jati diri

dia masih tidak mengerti untuk menyimpul rapi

betapa bangsanya sering rela dan reda memberi

tanpa pernah untuk mempersoalkan kembali

tentang maruah dan sekelumit harga diri.

       Azhar Salleh

PPJ Johor Bahru.