Thursday, August 13, 2009

PUISI: MUSIBAH BANGSA

Tentang lara bangsa yang diazab
oleh rakus yang menggoyahkan nurani
bersuara hanya dalam kalbu
mohon pertimbangan dan restu
yang gementar dan gemuruh
bangsa makin terjerat di kancah
bangsa kian gawat disekah.

Kita melihat taufan prejudis
dan halilintar menggusari minda
lantas terbukalah pekung di dada
ditelanjangi oleh nafsu dan gelora
ingin berkuasa, menghunjam sengketa
di datar penuh setia dan makmur
bumi yang adil dan luhur subur.

Watikah damai di tangan marhaen
kesegaran wajah santun bangsa kini
di bawah langit yang mendung dan pilu
kita makin sulit untuk bersifat mengalah
kendati bangsa semakin parah dan lelah
kita semakin angkuh bermegah
kuasa dan tanah yang kian terpisah
setelah segugus pulau milik berpindah
kita masih galak untuk bertelagah.

Demi sebuah hati bernama bangsa
yang wajar serasi demi membela nusa
dipayungi oleh daulat utuh mahkota
harus seiring demi kesetiaan bersama.

9 comments:

ZULKIFLI BIN MOHAMED said...

Salam saudara Azhar,

"kunjungan ke laman saudara".

Md Nizar Parman said...

Salam Munsyi,

Sebuah puisi yang cukup baik. Teruskan perjuangan kita, sesungguhnya dengan pena dan kertas (la ni zaman komputer riba) kita boleh bersuara....

Intan said...

salam, saya ada menghantar emel kepada encik. di harap sudi membalasnya.

Matt Kopikarat said...

Salam perkenalan dari Deen di Golden Sand, Kelate.

Sesungguhnya puisi tuan cukup indah dan bermakna. Teruskan perjuangan dan jumpa lagi!

Deen

Matt Kopikarat said...

Salam perkenalan dari Deen di Golden Sand, Kelate.

Sesungguhnya puisi tuan cukup indah dan bermakna. Teruskan perjuangan dan jumpa lagi!

Deen

Matt Kopikarat said...

Salam perkenalan dari Deen di Golden Sand, Kelate.

Sesungguhnya puisi tuan cukup indah dan bermakna. Teruskan perjuangan dan jumpa lagi!

Deen

Syaidul Azam Bin Kamarudin said...

assalamualikum.
Selamat berpuasa cikgu.

Citra Delima said...

Assalamualaiku
Salam perkenalan dari saya, pernah berjabat tangan di Parit Jawa.

Selamat menjalani Ibadat Puasa

Azhar Salleh said...

Salam SAUDARA ZULKIFLI,
Terima kasih atas kunjungan saudara. Kota puisi saudara pun menggegarkan! Dengan puisi, kita melontarkan rasa dan jiwa...

Salam SAHABAT MD NIZAR,
Dengan puisi, kita melakarkan suara di atas kertas dengan pena...Perjuangan, tidak akan terhenti selagi nadi masih berdetak.

Salam SAUDARI INTAN,
Saya mohon, diberikan alamat saudari kepada saya utk saya menghantar kertas kerja tersebut. Terima kasih atas kunjungan.

Salam SAUDARA DEEN,
Terima kasih atas kunjungan. Blog saudara telah saya lawati. Puisi saya menjadi suara saya. Salam silaturahim.

Salam SAUDARA AZAM,
Ya, saya pun begitu juga, ingin mengucapkan selamat berpuasa. Lama tidak mendengar khabar tuan?

Salam TUAN M. TAHIR (Citra Delima),
Kunjungan tuan didahului dengan ucapan terima kasih. Blog tuan penuh dengan bicara hikmah dan puitis. Terima kasih, mudah-mudahan kita akan terus berjabat salam.